Sebelum membicarakan definisi, maka penting untuk membincangkan kulliyat khams atau lima universal. Karena, pembentuk dari definisi berkait erat dengan lima universal ini, yang mencakup jins (genus), nau’ (spesies), fasl (differensia), aradh am (aksiden umum), aradh khas (aksiden khusus).

Sebernarnya, lima universal merupakan kelanjutan dari penjelasan sebelumnya, yakni lafaz-lafaz. Lima uiversal tak lain adalah benjabaran dari lafaz mufrod kulli.

Jadi, jika lafaz kulli masuk ke dalam dzat, yakni merupakan bagian makna dari yang ditunjukkan oleh lafaz, seperti hewan yang berpikir yang dinisbatkan kepada manusia, maka disebut kulli dzati. Artinya, unsur hewan atau berpikir, ini adalah yang esensial bagi manusia.

Namun, jika lafaz kulli di luar dari dzat, yakni sifat yang ada pada manusia tapi tidak esensial, maka disebut kulli aradhi. Contohnya yang tertawa atau yang berjalan bagi manusia. Tanpa dilabeli sifat berjalan, manusia tetap disebut manusia. Berbeda dengan yang esensial, seperti unsur hawan bagi manusia. Ketika unsur hewan ini hilang, tentu tak bisa disebut dengan manusia.

Baik kulli dzati maupun kulli aradhi, keduanya dibagi lagi menjadi dua.

Jika kulli dzati yang esensial ini masih memungkinkan berelasi dengan yang lainnya, maka disebut jins (genus). Misalnya unsur hewan dalam konteks manusia, ini tidak khusus bagi manusia, tapi seperti kerbau, kuda dan lain sebagainya juga memiliki unsur hewan.

Namun, jika kulli dzati ini merupakan pembeda dari yang lainnya, atau khusus, maka disebut “fasl” atau differensia. Contohnya unsur “berpikir”, yang menjadi tertentu dan pembeda antara manusia dan lainnya.

Kulli aradhi kurang lebih juga demikian. Jika sifat atau aksiden itu ada pada sesuatu dan yang lainnya, seperti berjalan yang ada pada manusia dan selain manusia, maka masuk pada katagori aradhi am atau aksiden yang umum. Namun, jika sifat atau aksiden itu tertentu bagi sesuatu, seperti tertawa dan menangis yang tertentu hanya bagi manusia, maka diistilahkam dengan aradhi khas, aksiden yang tertentu.

Di antara lima universal yang belum terbahas adalah nau’ atau spesies. Nau’ contohnya adalah manusia. Nau’ merupakan turunan dari jins (genus). Hewan termasuk jins, dan manusia, kerbau, ayam, dan lai sebagainya merupakan nau’. Lalu, individu-individu dari manusia, seperti Zaid, Umar, dan lainnya disebut fard.

Sebenarnya, jins (genus) masih terbagi lagi. Tapi mungkin akan kita bahas di seri berikutnya.

Zaim Ahya, Founder Takselesai.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.