Jiraya saat detik-detik terakhir sebelum meninggal berguman, sambil membayangkan masa yang telah ia lewati:

“Seorang ninja hidup tidak diukur dengan bagaimana mereka hidup, melainkan apa yang telah berhasil mereka kerjakan sebelum kematian mereka. Jika dilihat ke belakang, hidupku tidak ada apa-apanya, hanya kegagalan: selalu ditolak Tsunade, tidak bisa menghentikan teman (Orichimaru), dan tak mampu melindungi guru (Hokage ke 3) dan murid (Hokage ke 4).”

Lalu ia meneruskan, dengan tenggorokan yang telah kehilangan suaranya:

“Sebuah kisah hanya baik, jika di akhir kejadian tidak berbelok. Kegagalan hanya dilihat sebagai sekedar hiburan. Itu merupakan cobaan, yang mengasah kemampuanku. Aku tinggal percaya. Dan sebagai imbalannya, aku bersumpah akan mencapai suatu perbuatan yang begitu besar. Bahwa hal itu akan melenyapkan semua kegagalanku. Dan aku akan mati sebagai ninja yang hebat. Setidaknya, begitulah yang harus terjadi. Tapi ceritaku berbeda. Ceritaku, berakhir seperti ini”

Jiraya barakhir di tangan muridnya sendiri, Pain, yang dulu ia harapkan akan membawa perubahan yang lebih baik. Bayangan bertarung dengan teman seperguruannya pun nampak pada saat-saat terakhir.

“Kau adalah seorang ninja yang bertahan, salah satu yang berani. Ijinkan aku mengajarimu satu hal: yang paling terpenting dari seorang ninja, bukan jumlah jutsu yang ia kuasai. Yang paling penting adalah keberanian untuk tidak menyerah” Jiraya kepada Orichimaru

Organ vital Jiraya telah berhenti. Namun ia bangkit dan menuliskan sandi rahasia. Ia memilih tak menyerah, dan mewariskan tekad kepada muridnya, Naruto. Ia membuat pilihan:

“Tidak pernah menarik kata kata dan tidak pernah menyerah. Naruto, jika itu adalah cara ninjamu, dan sebagai gurumu, aku tak akan mengeluh. Semua orang tahu bahwa seorang murid mewarisi cara ninjanya dari gurunya. Bukankah begitu naruto?”

“Sebagai gurumu, aku tak akan mengeluh. Semua orang tahu bahwa seorang murid mewarisi cara ninjanya dari gurunya”

Ia meneruskan:

“Jangan pernah menyerah. Itu adalah pilihan yang seharusnya aku buat. Naruto, kau adalah anak yang diramalkan, aku yakin sekarang. Aku percayakan kepadamu, bersama kematianku.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.