Di episode ini, Hiko Seijuro, guru Kenshin Himura, melawan Fuji, seorang laki-laki bertubuh besar melebihi ukuran manusia pada umumnya.
Fuji berada dipihak musuh, diperintah oleh seorang tua yang tak hebat tapi kemliti. Fuji punya masa lalu yang yang tak enak. Lantaran tubuh besarnya, ia dianggap seorang moster, dijauhi dan dianggap berbahaya, sehingga membuatnya teraniyaya baik secara fisik maupun psikis.
Di saat Fuji dalam situasi sulit itu, si tua kemliti datang dan menyelamatkannya. Karena penyelamatannya itu, Fuji pun tunduk kepada di tua. Namun ternyata dibalik itu, si tua tak benar-benar menyelamatkan Fuji dan juga tak benar-benar menganggapnya sebagai manusia. Si tua itu, dengan memanfaatkan tubuh besar Fuji dan rasa kecewanya pada mereka yang tak menganggapnya sebagai manusia, menjadikan Fuji laiknya mesin penghancur untuk memuluskan ambisinya.
Perbudakan Fuji berakhir setelah bertemu dengan Hiko Seijiro. Sebelum bertarung, Hiko berbicara dengan Fuji dengan benar-benar menganggapnya sebagai seorang manusia, sebagai seorang ahli pedang.
“Kau bukanlah budak besar seperti yang orang tua itu pikirkan. Selain itu, kau bukanlah seorang monster. Kau adalah seorang seniman bela diri sejati, salah satu dari sedikit orang yang tersisa!” kata Hiko.
“Sampai saat ini, tidal ada satu orang pun yang mengerti siapa dirimu. Bentuk tubuhmu menyebabkan dirimu disalah artikan, dan membuatmu mengalami kehidupan yang sangat menyakitkan. Tapi Fuji, kau harus mengakhiri itu. Berhentilah dimanfaatkan oleh orang yang lebih bodoh dibandingkan dirimu. Kau adalah seniman ilmu bela diri. Ambil kembali kebanggaanmu itu,” lanjut Hiko.
Fuji merespon kata-kata Hiko, menanggalkan apa yang harus ditanggalkan termasuk perbudakan atas dirinya sebagai mesin penghancur. Fuji benar-benar bertarung dengan kehendaknya.
Fuji kalah dalam pertarungan, namun ia bahagia.
Kata beberapa orang yang menyaksikan pertarungan itu seperti Kauru, Yahiko, dan lainnya, Hiko sangat keren, tepatnya seorang guru yang keren.
Saya menonton Samurai X dari kecil sampai sekarang. Salah satu yang keren dalam serial ini, kejahatan dan kebaikan tak digambarkan secara hitam putih saklek, tapi komplek.
Zaim Ahya, Plumbon 25 Maret 2021