Dr. Jamal Makur, dalam salah satu sub bab di bukunya yang berjudul Biografi Intelektual KH MA Sahal Mahfudh, mengisahkan pertemuan Kiai Sahal dan Gus Dur di forum seminar nasional. Dalam forum itu, Kiai Sahal melayangkan banyak kritik atas makalah yang ditulis Gus Dur. Menanggapi kritikan Kiai Sahal, Gus Dur mengatakan:

“Kalau soal pesantren, pakarnya memang Kiai Sahal, saya tinggal ikut, semuanya benar”

Menurut Dr Jamal Makmur, setelah forum seminar nasional tersebut, kedua kiai ini sering bersama dalam forum seminar yang lain. Gus Dur sering meminta panitia menghadirkan Kiai Sahal sebagi pembanding.

Dari kisah ini tersirat kekaguman Gus Dur kepada sosok Kiai Sahal.Kemarin, saat membaca buku Tabayyun Gus Dur, penulis juga menemukan nama Kiai Sahal, yang menurut Gus Dur adalah seoarang Rois Syuriah — saat itu Kiai Sahal masih aktif di NU Jawa Tengah — Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang memiliki wawasan makro.

Gus Dur juga secara khusus pernah menulis tentang Kiai Sahal, dengan judul “Kiai Pencari Mutiara” yang kemudian di terbitkan di buku Kiai Nyentrik Membela Pemerintah oleh Lkis Yogyakarta — baru-baru ini, buku ini juga diterbitkan kembali oleh Lkis dan alif

Kekaguman terhadap keilmuan Kiai Sahal juga diakui oleh pemikir seperti Nurcholis Madjid (Cak Nur). Kalau ingatan tak khilaf, dalam salah satu bukunya, Cak Nur menyebut Kiai Sahal sebagai seorang yang paham betul referensi Islam klasik. Kalau tidak salah, Cak Nur dalam bukunya ini sedang membahas pembaharuan yang harus bersandar pada sumber-sumber klasik.

Dalam pandangan intelektual muda, yang sekarang mengasuh pengajian Ihya online, Mas Ulil Absor, tersirat pula kekaguman kepada beliau. Penulis pernah menemukan sebuah ungakapan dari Mas Ulil, namun lupa tepatnya di buku apa, perihal Kiai Sahal. Katanya, “Kiai Sahal adalah pembaharu yang sabar”.

Zaim Ahya
, Founder takselesai.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.