Suatu malam di salah satu kursusan bahasa Inggris di Pare Kediri, salah satu tutor menyarankan, atau lebih tepatnya mengintruksikan, dalam belajar bahasa Inggris, sebaiknya yang lebih ditekankan adalah belajar pola dari kalimat yang bagus. Ia memberi contoh:
“The future is not our to see”
Contoh ini, dalam bahasa Indonesia, kira-kira berarti “Melihat masa depan bukanlah tugas kita”.
Ia meminta kami mengamati pola kalimat tersebut, dan menyatakan bahwa pola kalimat itu bisa diterapkan dalam ungkapan yang lain. Kita cukup mengganti beberapa kosa kata saja.
Belajar pola juga berlaku dalam bahasa-bahasa yang lain seperti bahasa Arab dan bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Arab misalnya, jika hanya terfokus pada belajar nahwu tanpa melihat pola asli bahasa Arab, yang dalam bahasa Arab disebut uslub, kita berpotensi terjebak kepada bahasa Arab dengan rasa bahasa selain Arab.
Begitu pula ketika kita ingin menerjemahkan teks bahasa Arab atau bahasa Inggris, misalnya, ke bahasa Indonesia, tanpa kita memahami pola kalimat dalam bahasa Indoensia, yang terjadi, kendati tak semuanya, bahasa Indonesia dengan rasa atau logika bahasa lain.
Setiap bahasa punya polanya atau loginya sendiri. Namun, kendati berbeda, ada satu muara yang mempertemukan mereka.
Zaim Ahya, pemilik takselesai.com