Bagi beberapa orang, dunia pemprograman terasa begitu asing, dan sulit dimasuki. Tampaknya hanya kode-kode yang seakan sama sekali tak ada hubungannya dengan aktivitas sehari-sehari.

Benarkah anggapan di atas?

Jika fokus kita hanya pada kode-kode, anggapan di atas mungkin ada benarnya. Namun jika fokus kita pada logika atau prinsip dari pemprograman, dunia yang tampak asing ini sebenarnya sangat lekat dengan kehidupan kita.

Kemarin, Jumat 61/04/21, Refactory menggelar obrolan bertema how do you find programming in your life. Herlina, pemantik pada obrolan sore itu menjelaskan bagaimana programming sangat dekat dengan kehidupan kita.

Ia mengambil telur sebagai contoh. Telur mentah harus diproses secara bertahap dan terstruktur, step by step istilahnya, supaya bisa menjadi telur rebus atau telur goreng yang bisa dimakan. Selain itu, juga diperlukan beberapa alat seperti kompor, air dan minyak.

Pemprograman juga demikian, katanya. Pemprogaman tak lain adalah problem solving, mencari solusi dari sebuah masalah. Jika kita ingin makan telur goreng, maka apa yang harus kita perbuat. Itulah logika pemprograman.

Herlina juga menyinggung tentang logika pemprogaman yang ada hubungannya dengan aktivitas sehari-sehari selain conton memasak telur. Ia menyebut dua istilah: FIFO dan LIFO.

FIFO adalah singkatan dari First in First Out, yang artinya kira-kira adalah “yang pertama yang dilayani lebih dulu.” Ia mencontohkan beberapa orang yang sedang mengantri mendapatkan tiket bioskop. Mereka akan dilayani sesuai dengan urutan. Begitu juga dalam pemrograman, katanya, data akan diproses sesuai urutannya.

Namun, dalam dunia pemprograman tak selalu demikian, yakni yang pertama yang terlebih dahulu dilayani atau diproses. Ada pula justru yang terakhir yang dilayani atau diproses pertama. Logika seperti ini yang ia sebut dengan LIFO, singkatan dari Last in First Out. Ia memberikan contoh barang-barang di market. Dalam menata barang-barang tersebut, tentu mulai dari belakang, namun pembeli akan mengambil yang paling depan, yang ditaruh paling akhir.

Begitu kira-kira catatan saya. Oh ya, ada tambahan yang saya kira penting. Kata Day Milovich, “ketika kita ingin belajar sesuatu, pertama pahamilah prinsipnya atau logika berpikirnya, baru bentuk detailnya.”

Zaim Ahya, Plumbon 17 April 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.