Mungkin kalimat “belum menyerah” cocok sebagai kesimpulan film ini, Tomorroland. Walaupun mungkin juga tak mewakili seutuhnya.

Di menit awal kita sudah disuguhi kalimat percakapan yang menarik antara Athena dan Frank Walker kecil.

“Kenapa anda membuat jetpack (alat untuk terbang)?” tanya Athena.

“Aku merasa lelah menunggu orang lain membuatkannya untukku” jawab Frank lecil.

Film ini mengisahkan masa depan dunia yang akan berakhir beberapa hari lagi, dan adanya dunia lain dalam dimensi yang berbeda yang dibangun oleh para ilmuan dunia.

Frank, di dunia lain itu, membuat sesuatu yang bisa melihat sesuatu di masa lalu dan masa depan. Dengan alat itu, dunia yang kita tempati tampak akan segara berakhir. Pemicunya banyak: bencana alam akibat kerusakan lingkungan, kekacauan ekonomi politik dan lain sebagainya.

Hampir semua yang mengetahui hal itu menyerah. Termasuk Frank. Tapi tidak dengan Casey Newton, rekrutan terakhir Athena.

“Kenapa dia?” tanya Frank kepada Athena.

“Karena dia belum menyerah” jawab Athena.

“Apakah dia bisa memperbaikinya?” Frank bertanya lagi.

“Aku tidak tahu”, jawab Athena, “mari kita cari tahu.”

Film ini pertama kali saya tonton beberapa tahun lalu ketika masih menjadi mahasiswa S1 di UIN Walisongo. Beberapa hari lalu saya menontonnya kembali bersama murid-murid sekolah, yang salah satu tujuannya adalah belajar bahasa Inggris melalui film.

Seusai nonton saya bertanya pada murid-murid perihal film ini. Di luar dugaan, mereka hanya tersenyum dan menggelangkan kepala. Namun ada satu murid mengatakan: “Dream, tentang mimpi.”

Memang demikian, film ini mengisahkan mereka yang belum berhenti bermimpi, belum menyerah!

Zaim Ahya, founder tak selesai.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.