Musim panas hampir berakhir di Turki. Ketika hari-hari musim dingin semakin dekat, inilah waktunya untuk memikirkan hidangan yang menghangatkan hati dan menenangkan jiwa. Tentu, çorba adalah jawabannya.
Çorba adalah makanan sejenis sup dan merupakan bagian inti dari masakan Turki. Nama çorba sendiri berasal dari kata dalam bahasa Arab syurbah. Semangkuk çorba memiliki nilai lebih dari sekedar hidangan. Yang kaya dan yang miskin semua dapat menikmati çorba sederhana yang sama; jarak sosial larut di di dalam semangkuk çorba.
Di pedesaan, aktifitas harian biasanya dimulai dengan semangkok çorba sebagai sarapan cepat saji yang mengenyangkan. Terkadang bagi beberapa keluarga, sarapan hanya dilewati dengan semangkuk çorba yang lezat dan sepotong roti tawar. Di seluruh penjuru kota, setiap tempat makan, kedai hidangan tunggal seperti kedai kebab, sampai restoran berbintang juga menyediakan menu çorba setiap hari sebagai makanan pembuka.
Dalam sejarah Ottoman ada tempat yang dikenal dengan “Menara Ottoman” yang berfusngsi sebagai dapur umum, lembaga amal yang memberi makan orang-orang secara gratis, melayani pelancong, orang miskin, atau siapa pun yang membutuhkan. Di tempat ini, çorba menyatukan selera semua masyarakat dari seluruh lapisan.
Çorba memiliki makna simbolis dalam sejarah tentara Ottoman. Pengawal elit, yang dikenal sebagai korps Janissary, memegang peranan penting di kekaisaran Ottoman. Lembaga militer Janissary didasarkan pada model dapur. Komandan berpangkat tinggi disebut çorbacı, tukang pembuat çorba, karena sup adalah inti dari masakan Ottoman. Lambang seluruh korps Janissary adalah kuali yang disebut kazan-ı şerif, kuali yang terhormat, dan tutup kepala pasukan Janissary dihiasi dengan sendok. Keputusan penting diambil dengan berkumpul di sekitar kuali suci ini. Untuk memulai peperangan, Janissari biasa mengangkat kuali suci ini, membalikkannya, menumpahkan sup, dan memukulinya dengan sendok seperti memukul drum.
Di tengah masyarakat ada beberapa peribahasa yang berhubungan dengan çorba. Çorba mewakili kebutuhan dasar seseorang atau bahkan hak warga negara. Çorba melambangkan sarana dasar rezeki. Istilah “Uang Çorba” sering diterjemahkan untuk kebutuhan dasar seorang pria untuk keluarganya, terkadang berarti tip atau bahkan uang suap. Hal ini setidaknya pernah menjadi praktik umum, cara mudah untuk menyelesaikan sesuatu. Uang çorba diartikan sebagai sejumlah uang imbalan atas layanan kecil dalam birokrasi. Dalam hal ini, çorba tidak hanya menenangkan jiwa tetapi juga penunjang kantong.
Çorba memiliki ragam varian. Biasanya, mereka kaya akan kacang-kacangan dan sayuran, termasuk biji-bijian seperti beras, gandum, bulgur, atau pasta potongan kecil, terkadang dengan sedikit daging atau ayam. Bahkan saat harga daging mahal, tulang menjadi penggantinya yang dianggap cukup mewakili.
Jadi, tertarikkah anda untuk menikmati semangkok çorba menjelang musim dingin tiba, atau anda akan memberi uang çorba antas informasi menarik ini?
Ahmad Munji, Mahasiswa Doktoral di Universitas Marmara Turki