ليس العطاء من الفضول سماحة # حتى تجود وما لديك قليل

Tak ingat kapan pertama kali aku mengetahui kalimat di atas yang artinya kira-kira, “bukan sebuah kedermawanan memberi dari kelebihan, sehingga engkau memberi dalam keadaan memiliki sedikit”.

Kalau ingatan tak khilaf, dulu saat masih belajar di Madrasah Aliyah Ponpes Alfadlu, aku pernah melihat kalimat di atas dalam kitab Hasyiyah (komentarnya komentar) Khudhari, komentar dari kitab Syarah (komentar) Ibnu Aqil yang mengomentari atau menjelaskan kitab Alfiyah Ibnu Malik.

Bagiku kalimat itu janggal. Karena, dalam pemahamanku atas kalimat tersebut, seseorang yang memberi dari kelebihan (atau dalam keadaan berlebih, yang dalam bahasa Jawanya: turah-turah) tidak bisa disebut dermawan. Ia baru disebut dermawan ketika bisa tetap memberi di kala hanya sedikit yang dimiliki. Kalau demikian, betapa ketat predikat dermawan itu.

Dalam pikiranku, seseorang memberi itu lantaran ia berlebih, dan ketika orang berlebih tersebut memberi, maka masuk katagori dermawan.

Kejanggalan itu ternyata sampai sekarang kadang masih bergelayut di pikiran. Namun akhir-akhir ini, ada makna baru yang menjumbul, terlepas tepat atau tidak, perihal kalimat di atas:

“Berlebih apa pun yang dimiliki (umumnya atau beberapa) manusia, ia akan merasa memiliki sedikit, namun bagi sang dermawan, yang demikian itu tak membuatnya enggan memberi”

Bagaimana dengan anda? Mungkin memiliki makna yang lain?

Zaim Ahya, Founder takselesai.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.