Meskipun Turki menempati posisi kesembilan dalam hal jumlah kasus covid-19, Turki tetap stabil berada di titik aman dan tidak terpuruk jika dibandingkan dengan negara-negara lain dalam daftar negara terparah akibat covid-19. Faktor utama yang menjadi penentu adalah infrastruktur perawatan kesehatan yang memadai. Tingkat pasien yang dirawat di rumah sakit tidak melebihi 60% bahkan pada bulan April 2020, ketika pandemi mencapai puncaknya.
Turki merupakan salah satu negara perintis yang memasok peralatan kesehatan di luar negeri selama pandemi berlangsung. Sebanyak 116 negara, termasuk negara-negara maju seperti Cina, Amerika Serikat, dan Inggris, telah meminta bantuan dari Turki. Turki telah mengirimkan bantuan peralatan medis, masker, dan disinfektan ke 44 negara. Selain itu, dengan izin khusus, Turki juga telah menjual 116 respirator ke Spanyol, di mana ekspor peralatan tersebut awalnya dilarang.
Negara-negara yang memandang sebelah mata Turki dalam keanggotaan NATO telah melihat bahwa Turki adalah sekutu sejati di masa-masa sulit. Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu menjelaskan hak istimewa juga diberikan kepada Spanyol sebagai bentuk balas budi, dengan mengatakan: “Sementara semua negara menarik sistem pertahanan udara mereka, Spanyol masih mempertahankan rudal patriotnya di Adana, Turki”
Selain negara-negara Eropa Barat, Turki telah memberikan bantuan kepada Serbia, Kosova, Bosnia-Herzegovina, Montenegro, Makedonia Utara, dan Bulgaria. Melihat manuver Turki di negara-negara Balkan, media Prancis dan Jerman berkomentar negatif. Keduanya menganggap hubungan hangat Turki dengan negara-negara Balkan sebagai ancaman.
Entah karena Jerman dan Prancis hanya bisa berjuang swasembada nasional, sehingga bantuan Turki ke Balkan tampaknya mengganggu mereka. Media seperti Le Monde dan Der Spiegel merilis analisis yang mengatakan bahwa Turki mengambil keuntungan dari wabah untuk meningkatkan pengaruhnya.
Aspek bantuan lain yang tidak banyak terekspos adalah bahwa Turki telah mengirim bantuan ke Israel dan Armenia (negara yang tidak memilikiki hubungan diplomatis dan perbatasan antara Armenia dan Turki telah lama ditutup).
Berkat saluran komunikasi yang dibuka dengan diplomasi bantuan ini, menjadi alasan Israel mengambil sikap untuk tidak menandatangani deklarasi anti-Turki yang ditandatangani oleh Mesir, Siprus Yunani, Yunani, Uni Emirat Arab, dan Prancis pada 12 Mei 2020. Negara lain yang tidak ikut membubuhkan tanda tangan ialah Italia. Negara itu telah menerima bantuan medis pertama dari Turki.
Selain itu, menurut informasi yang disampaikan kepada pers dari berbagai sumber, negosiasi juga sedang berlangsung antara Turki dan Israel mengenai perjanjian landas kontinen di Mediterania Timur. Kita akan melihat apakah peristiwa global seperti pandemi covid-19 akan membawa konsensus pada jalur yang menyangkut kepentingan kedua negara.
Bagaimanapun, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa sementara, Turki menghadapi pandemi virus Korona dalam skala nasional. Turki turut mengkonsolidasikan kekuatan lunaknya melalui diplomasi bantuan di negara-negara di tiga benua.
Ahmad Munji