Beberapa hari lalu, ada salah satu sahabat meminta saya untuk berbicara tentang Haji Mahbub Djunaidi di acara haul lelaki yang berjuluk sang pendekar pena itu. Namun, karena beberapa pertimbangan, saya meminta maaf tak bisa turut hadir.

Saya membayangkan, jika saya mengiyakan undangan itu, apa yang harus saya katakan. Haji Mahbub Djunaidi sudah sangat sering dikaji dan dibicarakan. Ada rasa khawatir, yang saya katakan tentang beliau hanya sekedar mengulang diskusi-diskusi sebelumnya, atau bahkan kurang dari itu.

Namun, saya pun kepikiran, bagaimana kalau membahas Mahbub sebagai seorang penerjemah? Tampaknya masih sedikit yang membahas hal ini, minimal lebih sedikit dari pembicaraan tentang Mahbub sebagai seorang jurnalis dan kolumnis.

Mahbub Djunaidi menerjemahkan beberapa karya dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Ada dua karya terjemahan Mahbub yang pernah saya baca. Pertama Binatangisme terjemahan dari Animal Farm karya George Orwell dan 80 Hari Keliling Dunia, diterjemahkan dari karya Jules Verse.

Dua karya yang diterjemahkan Mahbub di atas adalah novel atau karya fiksi. Butuh keahlian khusus untuk menerjemahkan karya bentuk novel. Selain harus paham betul pengetahuan bahasa asal dan bahasa tujuan, penerjemah juga akrab dengan tulisan-tulisan yang tergolong karya fiksi. Jika tidak demikian, hasil terjemahan jadi buruk, dan menghilangkan daya imaji ceritanya. Namun Mahbub – tentu penilaian subyektif saya – sukses menerjemahkan dua karya di atas. Enak dibaca!

Saya akan sedikit bercerita tentang dua karya yang diterjemahkan oleh sang pendekar pena kebanggaan orang nahdiyin ini.

Yang pertama, yang ia beri judul Binatangisme, menceritakan pemberontakan bangsa binatang atas penjajahan bangsa manusia. Pemberontakan tersebut dikobarkan oleh propagandis dari babi tua, yang hampir menghadapi ajalnya. Oleh dua babi muda, bangsa hewan bisa terbebas dari penjajahan manusia.

Namun, tak berlangsung lama, setelah mereka berkuasa, intrik politik mulai terjadi. Salah satu pejuang dari mereka disingkirkan, dan dilabeli sebagai pengkianat oleh hewan yang berambisi. Akhirnya, penjajahan pun kembali dengan bentuknya yang lain. Bukan dijajah bangsa lain, namun bangsa sendiri. Begitu kira-kira ceritanya.

Lain dengan novel Binatangisme, novel 80 hari keliling dunia menceritakan sebuah petualangan yang tak terduga, penuh kejutan berlatar tahun 1872 M.

Berawal dari obrolan ringan dengan teman-temannya, tokoh utama lalu membuat kesepakatan taruhan, jika berhasil mengelilingi dunia selama 80 hari, ia akan mendapatkan imbalan. Tanggal dan jam bertemu pun ditentukan. Jika lewat, maka dinyatakan kalah.

Tokoh utama digambarkan sebagai orang yang sangat tenang menghadapi segala rintangan. Ia pun tak jarang melakukan improvisasi.

Dalam perjalanan, ia diikuti seseoang yang mengira tokoh utama sebagai perampok. Di jalan secara tak terguna, tokoh utama juga menyelamatkan seorang gadis yang akan dibakar.

Rintangan dan kejuatan tak terduga berhasil ia lewati. Namun dirintangan yang terakhir, ia terlambat menyelamatkan diri. Ia telat beberapa jam, yang berarti perjalanannya lebih 80 hari.

Saat ia mengira telah kalah, ia dikejutkan oleh berita dari pembantunya, bahwa hari dan tanggal yang dijanjikan belum lewat. Ia pun bergegas ke tempat pertemuan, dan memenangkan taruhan.

Kok bisa, orang setenang tokoh utama itu bisa salah hitung? Ternyata ia mengilingi dunia ke arah timur, jadi seperti mengejar waktu, sehingga menyisakan satu hari.

Cara Jules Verse memilih penyebab tokoh utama mengira bahwa ia melewati tanggal yang telah dijanjikan sangat menarik. Maka pantas, jika Jules Verse, menurut beberapa sumber yang penulis baca, adalah penggagas cerita fiksi ilmiah.

Dua terjemahan itu, bagi penulis sangat bagus. Walaupun, kata salah satu sahabat yang belum lama ini bertemu putra Haji Mahbub Djunaidi, menurut putranya itu Haji Mahbub adalah penerjemah yang buruk, dalam arti ia menerjemah sesuka hatinya, sehingga seakan-seakan itu adalah tulisannya sendiri.

Zaim Ahya, 25 Oktober 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.