Pemerintah China membebaskan rakyatnya untuk memeluk agama apapun, termasuk agama Islam. Hingga tahun 2010, data dari Pew Forum on Religion and Public Life mencatat jumlah muclim China mencapai 23,3 juta jiwa. Sebagian besar jumlah tersebut terdiri dari etnis Hui dan Uygur. Umat muslim China banyak yang menetap di wilayah Xinjiang, sebuah provinsi yang sempat ramai diberitakan media karena perlakuan pemerintah China kepada umat muslim di sana.

Sebagai agama minoritas di daratan China, lantas bagaimanakah jumlah masjid yang menjadi tempat melaksanakan ritus peribadatan umat muslim? Faktanya jumlah masjid di Negeri Tirai Bambu mencapai 23 ribu unit. Beberapa di antaranya memiliki nilai sejarah tinggi. Saksi bisu peradaban Islam dari masa ke masa. Salah satu di antaranya ialah Masjid Niú jiē. Bangunan ini menjadi masjid terbesar dan tertua di Kota Beijing.

Warga sekitar menyebutnya dengan sebutan 牛街清真寺 (Niú jiē qīngzhēnsì). Niú berarti lembu jantan, jiē berarti jalan. Disebut demikian sebab area luar masjid terdapat jalan yang khusus dipakai untuk menjual makanan-makanan halal khususnya daging lembu dan domba. Menarik, bukan?

Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Liao tahun 996 M oleh seorang arsitek Arab yang menetap di China bernama Nazaruddin atau dalam bahasa China bernama 纳苏鲁丁 (Nà sū lǔ dīng). Masjid ini pernah dirusak oleh pasukan Mongol di bawah kepemimpinan Gengis Khan pada tahun 1215 M. Kaisar Dinasti Ming merenovasi masjid ini pada tahun 1443 M.

Pada masa Dinasti Qing (1696 M), Kaisar Kangxi kemudian memperluas area masjid ini. Perbaikan terus dilakukan dari masa ke masa hingga sebanyak tiga kali pada tahun 1955, 1979, dan 1996. Meski mengalami banyak renovasi, arsitektur bangunan masjid ini tidak serta-merta kehilangan ciri khasnya.

Sebagai bagian dari sejarah peradaban Islam di China, masjid ini memiliki kombinasi arsitektur Arab dan China yang apik. Bahkan ketika berkunjung ke China tahun 2017 lalu, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk menunaikan salat di masjid ini.

Dari luar bangunan masjid ini nampak kuat seni tradisional China seperti sebuah kuil. Sedangkan di area dalam masjid terdapat banyak dekorasi kaligrafi-kaligrafi potongan ayat suci al-Qur’an dan tulisan-tulisan Arab di kayu-kayu penyangga tiang masjidnya.

Di dalam area masjid terdapat beberapa bangunan lain seperti menara atau yang biasa disebut Moon Tower yang dibangun pada antara tahun 1068-1077. Dulu, ulama Arab memakai menara ini untuk menyimpan berbagai dokumen-dokumen penting, lalu pada tahun 1496 menara tersebut direnovasi dan dialihfungsikan sebagai tempat imam mengumandangkan adzan.

Lalu juga terdapat ruang khusus untuk salat. Pengunjung non-muslim dilarang memasuki area ini, sebab wilayah ini diprioritaskan untuk peribadatan. Bangunan yang dipakai untuk salat antara laki-laki dan perempuan dipisah. Tempat salat bagi perempuan berada di bagian belakang dengan ukuran yang tidak kalah luas dengan tempat salat kaum laki-laki.

Kemudian ada tempat wudhu. Desain tempat wudhu ini sangat mirip dengan yang ada di Indonesia, Malaysia, serta negara Asia Tenggara lainnya. Tempat wudhu yang dilengkapi denga pancuran air dan tempat untuk duduk.

Di kompleks masjid ini pula terdapat dua makam wali. Pertama, makam Syeikh Ahmad Burdani yang meninggal pada tahun 1320 M. Kedua, makam Syeikh Ali yang meninggal pada tahun 1283 M. Kedua Syeikh ini adalah orang asli Persia yang menyebarkan agama Islam di wilayah Beijing dan sekaligus menjadi imam pertama di masjid Niú jiē.

Selain itu juga terdapat ruang pameran yang berisi barang-barang peninggalan para imam seperti al-Qur’an, foto-foto kegiatan di masjid, dan sovenir-sovenir dari para tamu asing yang mengunjungi masjid ini. Pada 13 Januari 1988, pemerintah China resmi mengesahkan Masjid Niú jiē ini sebagai “Chinese Culture Heritage” atau situs warisan budaya China. Jika berkesempatan berkunjung ke Beijing, tidak ada salahnya menyempatkan menunaikan salat di masjid ini.

Oleh Erlina Anggraini (Mahasiswa Developmental and Educational Psychology di Northeast Normal University Tiongkok)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.