Bagi warga China, Jepang, Korea, Vietnam dan para penganut kepercayaan Kong Hu Cu di seluruh dunia, Konfusius bukanlah tokoh yang asing. Bagi masyarakat awam, Konfusius juga bukanlah nama yang asing karena beliau merupakan salah satu tokoh legendaris yang paling berpengaruh, yang berasal dari China. Ajarannya yang dikenal dengan sebutan konfusianisme telah sangat dikenal, melekat dan dijadikan acuan dalam hidup mereka dari jaman dahulu hingga saat ini.

Beberapa contoh prinsip konfusianisme yang sangat terkenal yakni 己所不欲勿施于人 (Do not do unto others what you do not want done to yourself), 學而不思則罔,思而不學則殆 (studying without thinking is a waste, and thinking without studying is dangerous) .Namun apa yang ia ajarkan tidak serta merta langsung didengar dan diterima oleh masyarakat pada masa itu, ajaran Konfusius baru terkenal dan diamalkan ketika Konfusius telah wafat.

Tercatat bahwa Konfusius terlahir pada 28 September 551 sebelum masehi (dan wafat pada 478 sebelum masehi) di daerah Zou yang kini dikenal dengan kota Shangdong, China. Di China, konfusius lebih dikenal dengan sebutan 孔夫子 (Kǒng Fū zǐ), beliau adalah seorang guru, filsuf, editor dan juga politikus. Ayahnya yang bernama Kong He adalah seorang komandan. Ayahnya meninggal saat Konfusius berusia 3 tahun. Sejak saat itu Konfusius hidup bersama ibu dan saudara-saudaranya dalam kemiskinan.

Pada usia 19 tahun, Konfusius menikah dengan Qiguan dan memiliki satu orang anak laki-laki serta dua anak perempuan. Masa muda Konfusius bekerja di pemerintahan, sebagai penjaga buku, penggembala domba dan kuda. Disaat ia berusia 23 tahun, ibu yang dicintainya meninggal. Kematian ibundanya menyisakan kesedihan yang sangat mendalam bagi Konfusius, bahkan hingga tiga tahun Konfusius masih diliputi oleh kesedihan itu.

Setelah melewati masa berkabung, Konfusius mulai mengajar. Hingga pada usia 51 tahun Konfusius aktif dalam kegiatan dalam pemerintahan. Ia sempat menjabat sebagai Wali Kota Zhong Dou sekaligus menjadi menteri pekerjaan umum, lalu berganti menjadi Perdana Menteri sekaligus Menteri Kehakiman. Ketika mencapai usia 56 tahun ia memutuskan untuk tidak lagi terlibat dalam urusan pemerintahan. Ia berkelana meninggalkan negeri Lu menuju ke negeri-negeri lain hingga kurang lebih selama tiga belas tahun untuk mengabdikan diri sebagai Tian Zhi Mu Do (genta rohani Tuhan). Menurut kepercayaan Kong Hu Cu, Konfusius diutus oleh Tuhan (天 = Tian) untuk menjadi nabi segala masa, yang lengkap, besar dan sempurna (Ji Da Cheng).

Konfusianisme berasal dari karakter 儒 (rú), awal mula karakter tersebut dipakai untuk mendefiniskan sekumpulan orang yang menyembah hujan. Karakter 雨 (yǔ) yang ada dalam karakter diatas (rú) bermakna seseorang yang menari, sehingga awal mulanya karakter儒 (rú) tersebut bermakna seseorang yang melakukan ritual tarian untuk menyembah hujan. Konfusius mengajarkan pengikutnya bahwa dalam kehidupan manusia harus berusaha menjadi seorang yang baik/bijak (君子= jūnzǐ) dan untuk menjadi seorang yang baik dan bijaksana manusia harus menanamkan jiwa kemanusiaan dalam dirinya (仁 = rén). Definisi dari karakter仁 (rén) disini adalah yang menghargai kehidupan, peduli kepada sesama, memperlakukan seseorang sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain, menunjukkan sikap toleransi, kejujuran, ketulusan, kedermawanan, dan lain sebagainya.

Bagi Konfusius, untuk menjadi seorang yang bijaksana dan yang mampu memegang prinsip moral kemanusiaan, ia harus mengorbankan hidupnya untuk kepentingan sosial dan juga politik. Ia juga mengajarkan bahwa ketika kita melakukan apapun sebaiknya tidak berlebih-lebihan. Prinsip-prinsip Konfusius yang juga masyhur yakni:

“Orang yang luar biasa itu adalah yang sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan”, “Kebanggaan kita yang terbesar bukanlah tidak pernah gagal, melainkan yang mampu bangkit kembali ketika jatuh.”

Untuk mengenang apa yang telah Konfusius ajarkan, sebagai bentuk penghormatan didirikanlah sebuah organisasi besar bernama Confucius Academy untuk menyebarkan paham atau prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Konfusius, bahasa Mandarin dan juga budayanya di seluruh dunia.

Erlina Anggraini, Mahasiswa Developmental and Educational Psysichology di Northeast Normal University Tiongkok

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.